Ketika takbir menggetarkan langit dan bumi,
kita kembali menghadap-Nya dengan hati yang luluh dalam sujud.
Ramadan yang penuh berkah telah usai,
dan kini Syawal menyambut dengan harapan dan cahaya.
Idul Fitri bukan sekadar perayaan,
namun saat untuk kembali—kepada fitrah, kepada kasih sayang, kepada kemurnian hati.
Dalam hening yang khusyuk, kita saling memaafkan.
Dosa dipintakan ampun, luka diikhlaskan, dan silaturahmi kembali ditautkan.
Taqabbalallahu minna wa minkum, taqabbal ya Karim.
Minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.
Mari jadikan hari kemenangan ini sebagai awal baru.
Awal untuk berkarya lebih tulus, melangkah lebih jauh,
dan menebar kebermanfaatan seluas-luasnya.
Karena sejatinya, Idul Fitri adalah kemenangan hati yang mampu mengalahkan ego.
Semoga cahaya fitri senantiasa menerangi langkah kita,
membawa berkah, kedamaian, dan kebersamaan yang abadi.
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
MAKARYA NGESTI KUNCARANING SIWI, MANTAP BERKARYA NYATA
Sumber/Foto: HumasSmaneska
(Om Mujiono Leo/admin)